Kamis, 03 April 2014

Menuju Adiwiyata Nasional 2014


 
SMA NEGERI 3 PAYAKUMBUH
MENUJU SEKOLAH ADIWIYATA NASIONAL 2014
By : Harfianto Indra

Fokus Utama
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat sejak abad 20 telah membawa dampak positif bagi kemudahan hidup manusia, namun kemudian disadari membawa dampak negatif bagi alam. Perkembangan iptek juga telah mempengaruhi pola atau gaya hidup manusia, yang cenderung lebih praktis dan mudah tapi sekaligus juga menyebabkan semakin cepatnya penurunan kualitas Sumber Daya Alam di bumi kita. Apabila hal ini dibiarkan, tentu akan sangat membahayakan bagi keberlangsungan hidup itu sendiri di masa depan
       Sebagai salah satu institusi pendidikan, SMAN 3 Payakumbuh menyadari pentingnya menumbuhkan kesadaran, kepedulian pada Lingkungan Hidup, sekaligus menumbuhkan budaya lingkungan. Oleh sebab itu, dalam Visi dan Misi Sekolah dijadikan sebagai pencerminan dari upaya menuju Sekolah Pelaksana SKM-PBKL-PSB, salah satu misi yang akan dicapai adalah menjadi sekolah berbudaya lingkungan hidup.
Program Adiwiyata adalah program pengelolaan lingkungan hidup di sekolah. Program ini merupakan tindak lanjut dari Kesepakatan Bersama antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan Menteri Pendidikan Nasional Nomor Kep. 07/MENLH/06/2005 dan Nomor 05/VI/KB/2005 tentang Pembinaan dan Pengembangan Lingkungan Hidup..
Sedangkan tujuan pelaksanaan Program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik untuk tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat bertanggungjawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan
Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna: Tempat yang baik dan ideal di mana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Terkait dengan upaya pemerintah mengimplementasikan Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup yaitu dengan mencanangkan Program Adiwiyata bagi sekolah-sekolah di Indonesia, maka SMAN 3 Payakumbuh menjadikan Adiwiyata ini sebagai target untuk mengukur upaya yang dilakukan sekolah dalam mencapai misi sebagai sekolah yang berbudaya lingkungan hidup. Hal ini karena melalui program adiwiyata ada indikator yang jelas yang dapat dipakai untuk mengukur upaya yang dilakukan, di samping juga membiasakan sekolah mendokumentasikan dengan baik semua kegiatan dan program yang dilaksanakan. Namun yang terpenting lagi melalui program adiwiyata seluruh warga sekolah dapat diajak dan ikut serta mengembangkan program budaya lingkungan hidup.,
Hasil yang akan diperoleh dari kegiatan adiwiyata oleh SMAN 3 Payakumbuh adalah:
1.    Menciptakan lingkungan yang bersih, asri, sehat, aman dan menyenangkan bagi seluruh warga sekolah
2.    Meningkatkan kesadaran dan kepedulian seluruh warga sekolah dalam upaya pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup.
3.    Meningkatkan pengetahuan warga sekolah tentang lingkungan hidup
4.    Adanya beberapa sekolah yang menjadikan SMAN 3 Payakumbuh sebagai percontohan dalam rangka kegiatan pra persiapan  program Adiwiyata Mandiri

Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa hakekat dari program Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup SMAN 3 Payakumbuh ini didesain untuk memadukan pengetahuan siswa tentang alam sekitar dengan teknologi dan juga memberikan dampak sosial yang sangat positif dalam  program pelestarian lingkungan dan pola hidup sehat yang yang merupakan program Pemerintah, melalui siswa-siswa yang diberikan pembekalan tentang pemahaman ini dapat langsung diimplementasikan di lingkungannya. 

Strategi pelaksanaan
a.  Pengembangan Kebijakan Sekolah
Perlu dikembangkan sebuah atau beberapa kebijakan sekolah yang mendukung konsep sekolah berbudaya lingkungan antara lain:
1)        Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar di lingkungan luar sehingga belajar tidak selalu berlangsung di lingkungan sekolahnya sendiri
2)        Memfasilitasi terbentuknya simpul belajar non sekolah yang ramah kepada siswa misalnya melakukan pembelajaran di taman kota, RTH (ruang terbuka hijau), rumah sakit, pertokoan, pasar, bank, perkantoran, desa terpencil, serta mengakses masyarakat
3)        Memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan pengembangan potensi diri melalui seminar, lokakarya, pelatihan-pelatihan
4)        Mendukung siswa yang tidak mampu untuk tetap berprestasi melalui jalur teman atau orang tua asuh
5)        Marginal menyediakan nara sumber dari luar

b.   Pengembangan Kurikulum Diversifikasi Berbasis Lingkungan
Banyak kegiatan sehari-hari yang dapat dikaitkan dengan kurikulum di sekolah. Salah satu bentuk pembelajaran kontekstual yang dapat dilaksanakan adalah implementasi dari beberapa kolaborasi mata pelajaran. Implementasi tersebut dapat dilakukan di luar lingkungan sekolah misalnya di sebuah desa atau kawasan tertentu dengan maksud dapat memberikan suasana berbeda dan menyenangkan serta memberikan pengalaman baru bagi siswa. Melalui sekolah alam, diharapkan siswa dapat belajar dari apa yang dia lihat, apa yang dirasakan serta apa yang ditemukannya di lingkungan. Dengan model pembelajaran bermakna seperti itu maka konsep-konsep yang ditemukan siswa selama proses pembelajaran dapat mempengaruhi daya retensinya. Pemahaman terhadap suatu konsep melalui pembelajaran di sekolah alam akan memiliki sifat dapat bertahan lebih lama atau bersifat meningkatkan daya retensi siswa.
Kondisi tersebut pada kenyataannya dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki siswa. Ketika siswa melalui pembelajaran melakukan aksi lingkungan berupa penanaman, maka di samping siswa terampil melakukannya (vocational skill) juga didapati kemampuan siswa untuk mengenal lebih dalam struktur anatomi maupun fisiologis tanaman tersebut. Selain itu dengan teknik belajar di lingkungan, diharapkan akan terbentuk jiwa-jiwa yang memiliki kesadaran tinggi terhadap permasalahan lingkungan. Generasi yang kreatif, inovatif dan peka terhadap isu-isu lingkungan akan tercipta dengan sendirinya

Beberapa aksi lingkungan yang dapat dilakukan siswa dalam konsep sekolah berbudaya lingkungan antara lain:
1)             Kegiatan penghijauan
2)             Bakti sosial di lingkungan masyarakat
3)             Jalan sehat
4)             Kerja bakti di lingkungan sekolah
5)             Melakukan konservasi lahan dengan penanaman
6)             Pemeliharaan tanaman
7)             Pemanfaatan kebun bibit
8)             Penambahan koleksi kebun sekolah untuk proses pembelajaran keanekaragaman hayati
9)             Perbanyakan tanaman untuk melatih life skill
10)         Konservasi flora & fauna
11)         Pengenalan konsep konservasi
12)         Implementasi PLH
13)         Monitoring dan evaluasi.
14)         Penilaian antar kelas.
15)         Lomba barang bekas dan alat tepat guna
16)         Mengembangkan produk olahan bahan sekitar
17)         Mengadakan pameran produk kreasi siswa
c.         Pengembangan Kegiatan Partisipatif
       Untuk membangun sebuah komitmen menjadikan sekolah berbudaya lingkungan, maka peran stake holder tidak dapat diabaikan. Perlunya melibatkan peran serta aktif komite sekolah untuk mendukung semua kegiatan. Keterlibatan komite sekolah dalam bentuk:
1)   Pendanaan
2)   Dukungan atau support dalam pelaksanaan program-program sekolah misalnya kegiatan implementasi mata pelajaran, pembelajaran di alam dan sebagainya
3)   Keterlibatan secara langsung dalam aktivitas sekolah
4)   Mediasi antara sekolah dengan instansi terkait atau dengan pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha                                                           
5)   Keterlibatan dalam kegiatan pembelajaran, mengevaluasi pelaksanaan program-program sekolah, monitoring seluruh kegiatan sekolah
6)   Mendorong akreditasi sekolah untuk mencapai sekolah bermutu
7)   Mendorong pelaksanaan sertifikasi guru guna mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan belajar mengajar melalui aset guru yang profesional
8)   Mendorong sekolah untuk menyajikan program pendidikan yang lebih beragam dan relevan
9)   Dukungan untuk mendekatkan siswa dengan lingkungan terdekatnya sehingga siswa mampu menangani semua isu lokal di sekelilingnya
 
 
Peran serta Komite Sekolah dalam SBLH

d.        Pengembangan Pengelolaan Sarana Prasarana
Dalam pembentukan sekolah berbudaya lingkungan, pengelolaan sarana prasarana menjadi sesuatu yang sangat penting. Penggunaan dan pengadaan atau pengembangan sarana prasarana yang efektif dan efisien serta tepat guna harus menjadi acuan utama.
Untuk mendukung terciptanya sekolah berbudaya lingkungan maka konsep berikut perlu diterapkan di sekolah, yaitu:
1)    Melakukan penghematan semua sumber daya di sekolah, listrik, air
2)    Penghematan penggunaan alat tulis kantor
3)    Pemanfaatan barang bekas untuk pembuatan media pembelajaran
4)    Pengelolaan sarana prasarana yang tepat guna
5)    Pengelolaan sarpras secara efisien dan efektif



Tidak ada komentar:

Posting Komentar