SMA NEGERI 3 PAYAKUMBUH
MENUJU SEKOLAH
ADIWIYATA NASIONAL 2014
By : Harfianto
Indra
Fokus Utama
|
Sebagai salah satu institusi
pendidikan, SMAN 3 Payakumbuh menyadari pentingnya menumbuhkan kesadaran,
kepedulian pada Lingkungan Hidup, sekaligus menumbuhkan budaya lingkungan. Oleh
sebab itu, dalam Visi dan Misi Sekolah dijadikan sebagai pencerminan dari upaya
menuju Sekolah Pelaksana SKM-PBKL-PSB, salah satu misi yang akan dicapai adalah
menjadi sekolah berbudaya lingkungan hidup.
Program Adiwiyata adalah program pengelolaan lingkungan
hidup di sekolah. Program ini merupakan tindak lanjut dari Kesepakatan Bersama
antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
Kep. 07/MENLH/06/2005 dan Nomor 05/VI/KB/2005 tentang Pembinaan dan
Pengembangan Lingkungan Hidup..
Sedangkan tujuan pelaksanaan Program Adiwiyata adalah
menciptakan kondisi yang baik untuk tempat pembelajaran dan penyadaran warga
sekolah, sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat bertanggungjawab
dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan
Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna: Tempat yang baik
dan ideal di mana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma
serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan
hidup dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Terkait dengan upaya pemerintah mengimplementasikan
Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup yaitu dengan mencanangkan Program
Adiwiyata bagi sekolah-sekolah di Indonesia, maka SMAN 3 Payakumbuh menjadikan
Adiwiyata ini sebagai target untuk mengukur upaya yang dilakukan sekolah dalam
mencapai misi sebagai sekolah yang berbudaya lingkungan hidup. Hal ini karena
melalui program adiwiyata ada indikator yang jelas yang dapat dipakai untuk
mengukur upaya yang dilakukan, di samping juga membiasakan sekolah
mendokumentasikan dengan baik semua kegiatan dan program yang dilaksanakan.
Namun yang terpenting lagi melalui program adiwiyata seluruh warga sekolah
dapat diajak dan ikut serta mengembangkan program budaya lingkungan hidup.,
Hasil yang akan diperoleh dari kegiatan adiwiyata oleh
SMAN 3 Payakumbuh adalah:
1.
Menciptakan
lingkungan yang bersih, asri, sehat, aman dan menyenangkan bagi seluruh warga
sekolah
2. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian seluruh warga
sekolah dalam upaya pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup.
3. Meningkatkan pengetahuan warga sekolah tentang
lingkungan hidup
4.
Adanya
beberapa sekolah yang menjadikan SMAN 3 Payakumbuh sebagai percontohan dalam
rangka kegiatan pra persiapan program
Adiwiyata Mandiri
Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa hakekat dari
program Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup SMAN 3 Payakumbuh ini didesain untuk
memadukan pengetahuan siswa tentang alam sekitar dengan teknologi dan juga
memberikan dampak sosial yang sangat positif dalam program pelestarian lingkungan dan pola hidup
sehat yang yang merupakan program Pemerintah, melalui siswa-siswa yang
diberikan pembekalan tentang pemahaman ini dapat langsung diimplementasikan di
lingkungannya.
Strategi pelaksanaan
a. Pengembangan
Kebijakan Sekolah
Perlu dikembangkan sebuah atau beberapa kebijakan sekolah
yang mendukung konsep sekolah berbudaya lingkungan antara lain:
1)
Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar di lingkungan luar sehingga belajar tidak
selalu berlangsung di lingkungan sekolahnya sendiri
2)
Memfasilitasi
terbentuknya simpul belajar non sekolah yang ramah kepada siswa misalnya
melakukan pembelajaran di taman kota, RTH (ruang terbuka hijau), rumah sakit,
pertokoan, pasar, bank, perkantoran, desa terpencil, serta mengakses masyarakat
3)
Memberikan
kesempatan kepada guru untuk melakukan pengembangan potensi diri melalui
seminar, lokakarya, pelatihan-pelatihan
4)
Mendukung siswa
yang tidak mampu untuk tetap berprestasi melalui jalur teman atau orang tua
asuh
5)
Marginal
menyediakan nara sumber dari luar
b.
Pengembangan Kurikulum Diversifikasi Berbasis Lingkungan
Banyak kegiatan sehari-hari yang dapat dikaitkan dengan kurikulum
di sekolah. Salah satu bentuk pembelajaran kontekstual yang dapat dilaksanakan
adalah implementasi dari beberapa kolaborasi mata pelajaran. Implementasi
tersebut dapat dilakukan di luar lingkungan sekolah misalnya di sebuah desa
atau kawasan tertentu dengan maksud dapat memberikan suasana berbeda dan
menyenangkan serta memberikan pengalaman baru bagi siswa. Melalui sekolah alam,
diharapkan siswa dapat belajar dari apa yang dia lihat, apa yang dirasakan
serta apa yang ditemukannya di lingkungan. Dengan model pembelajaran bermakna
seperti itu maka konsep-konsep yang ditemukan siswa selama proses pembelajaran
dapat mempengaruhi daya retensinya. Pemahaman terhadap suatu konsep melalui
pembelajaran di sekolah alam akan memiliki sifat dapat bertahan lebih lama atau
bersifat meningkatkan daya retensi siswa.
Kondisi tersebut pada kenyataannya dapat meningkatkan
kompetensi yang dimiliki siswa. Ketika siswa melalui pembelajaran melakukan
aksi lingkungan berupa penanaman, maka di samping siswa terampil melakukannya (vocational skill) juga didapati
kemampuan siswa untuk mengenal lebih dalam struktur anatomi maupun fisiologis
tanaman tersebut. Selain itu dengan teknik belajar di lingkungan, diharapkan
akan terbentuk jiwa-jiwa yang memiliki kesadaran tinggi terhadap permasalahan
lingkungan. Generasi yang kreatif, inovatif dan peka terhadap isu-isu
lingkungan akan tercipta dengan sendirinya
Beberapa aksi lingkungan yang dapat dilakukan siswa dalam
konsep sekolah berbudaya lingkungan antara lain:
1)
Kegiatan penghijauan
2)
Bakti sosial di
lingkungan masyarakat
3)
Jalan sehat
4)
Kerja bakti di lingkungan
sekolah
5)
Melakukan
konservasi lahan dengan penanaman
6)
Pemeliharaan
tanaman
7)
Pemanfaatan kebun
bibit
8)
Penambahan koleksi
kebun sekolah untuk proses pembelajaran keanekaragaman hayati
9)
Perbanyakan tanaman
untuk melatih life skill
10)
Konservasi flora
& fauna
11)
Pengenalan konsep
konservasi
12)
Implementasi PLH
13)
Monitoring dan
evaluasi.
14)
Penilaian antar
kelas.
15)
Lomba barang bekas
dan alat tepat guna
16)
Mengembangkan
produk olahan bahan sekitar
17)
Mengadakan pameran
produk kreasi siswa
c.
Pengembangan
Kegiatan Partisipatif
Untuk membangun sebuah komitmen menjadikan sekolah berbudaya
lingkungan, maka peran stake holder tidak dapat diabaikan. Perlunya melibatkan
peran serta aktif komite sekolah untuk mendukung semua kegiatan. Keterlibatan
komite sekolah dalam bentuk:
1)
Pendanaan
2)
Dukungan atau
support dalam pelaksanaan program-program sekolah misalnya kegiatan
implementasi mata pelajaran, pembelajaran di alam dan sebagainya
3)
Keterlibatan secara
langsung dalam aktivitas sekolah
4)
Mediasi antara
sekolah dengan instansi terkait atau dengan pemerintah daerah, masyarakat dan
dunia usaha
5)
Keterlibatan dalam
kegiatan pembelajaran, mengevaluasi pelaksanaan program-program sekolah,
monitoring seluruh kegiatan sekolah
6)
Mendorong
akreditasi sekolah untuk mencapai sekolah bermutu
7)
Mendorong
pelaksanaan sertifikasi guru guna mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar melalui aset guru yang profesional
8)
Mendorong sekolah
untuk menyajikan program pendidikan yang lebih beragam dan relevan
9)
Dukungan untuk
mendekatkan siswa dengan lingkungan terdekatnya sehingga siswa mampu menangani
semua isu lokal di sekelilingnya
Peran serta
Komite Sekolah dalam SBLH
d.
Pengembangan
Pengelolaan Sarana Prasarana
Dalam pembentukan sekolah berbudaya lingkungan,
pengelolaan sarana prasarana menjadi sesuatu yang sangat penting. Penggunaan
dan pengadaan atau pengembangan sarana prasarana yang efektif dan efisien serta
tepat guna harus menjadi acuan utama.
Untuk mendukung terciptanya sekolah berbudaya lingkungan
maka konsep berikut perlu diterapkan di sekolah, yaitu:
1)
Melakukan
penghematan semua sumber daya di sekolah, listrik, air
2)
Penghematan
penggunaan alat tulis kantor
3)
Pemanfaatan barang
bekas untuk pembuatan media pembelajaran
4)
Pengelolaan sarana
prasarana yang tepat guna
5)
Pengelolaan sarpras
secara efisien dan efektif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar